Kamis, 07 Oktober 2010

Ide sederhana menciptakan lbh banyak saudagar (Entrepreneur)...

Kami mencoba menjawab keprihatinan Mantan Wapres, dan slah satu pengusaha sukses (Bpk Jusuf Kalla) yg mengatakan, "sedikit sekali generasi yg mercota cita jadi nsaudagar".....

Pak SBY telah memberikan dorongan dan secara jelas belaiau menghimbau utk di ajarkan sejak dini...
Bahkan harus mendatangkan prefessor dari harvard utk menekan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja....

Pak Cie (Ciputra) dan Muchtar Riady, juga telah memberikan banyak konstribusi, nbahkan mereka rela mengeluarkan dana utk mendirikan sekolah unggulan...., tapi kenyataannya... terasi msh kurang juga...yg berkeinginan jadi saudagar....

Mungkinkah kita lakukan dgn system paralel di sekolah
Utk lbh banyak menciptakan Saudagar (Entrepreneur), kita hanya perlu menambah jam pelajaran Kewirausahaan, tempat latihannya, maksimalkan Kopma (koperasi sekolah,

sedangkan pendanaan dibantu PNPM Mandiri atau POM (sekolah) ,atau ada simpanan wajib utk murid, bisa di kelola sekolah,,, alhasil utk dana mestinya sekolah tdk kesulitan, karena org tuanya bisa membantu....


Utk Magangnya ya di kirim ke perusahaan perusahaan, dan juga tdk kesulitan, dgn melibatkan org Tua, pasti banyak tempat anak anak utk magang....

Agar lebih mengyikat, kelulusan anak, sangat dipengaruhi dgn hasil magang, hal ini di asumsikan, jika mereka tdk bisa melanjutkan Kuliah, sdh bisa mandiri, atau jika D3 dan S1, juga sama kasusnya, hanya utk mahasiswa bisa memanfaatkan KOPMA, biasanya bisa dilakukan dgn kerjasama dgn sponsor, terutama produk konsumtip....sangat menyenangi kampus mempromosikan produk mereka...

CT (VHaerul tanjung) tdk akan pernah menjadi Pengusaha sukses Negara ini, jika tdk memulai usahanya dgn bukan warung photo copy di emperan kampus tempat kuliah,... jadi rasanya sangat NAIF, kalau kita menyepelekan Kiprah Kopma utk ajang pendidikan mahasiswa menjadi saudagar Muda (entrepreneur)....

Mungkin banyak ide teman laen yg lbh briliant, mari tularkan ke Generasi muda,...bangsa ini terlalu nauf, jika hanya mengirim TKI kelas pembantu, Sopir dan Buruh, atau masih ada 39 juta rakyat Hidup miskin, sementara kekayaan alam di keruk Investor Luar, atau kita lihat Iklan produk Multinasional dgn leluasa melakukan promosi,...dan rakyat yg belum smart menjadi konsumen.. sasaran empuk produk mereka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar